Jagopost.co.id, Gaji tentara bayaran di Rusia sangat bervariasi, mulai dari Rp35 juta/bulan untuk rekrutan asing hingga Rp153 juta/bulan untuk anggota Wagner. Tingginya angka ini mencerminkan kebutuhan darurat Moskow akan pasukan, meski diimbangi risiko kematian dan eksploitasi terhadap warga negara miskin.
1. Gaji Tentara Bayaran Wagner Group
- Pra-Invasi Ukraina (2022): Gaji berkisar USD 3.000–5.000 (Rp46,3 juta–Rp77,2 juta) per bulan 78.
- Pasca-Eskalasi Perang (2023): Gaji meningkat signifikan menjadi 4.000–8.000 poundsterling (Rp76,5 juta–Rp153 juta/bulan) dengan kontrak minimal 6 bulan 8.
- Rekrutan Narapidana: Diberikan insentif 2.200 euro (Rp36,3 juta) untuk kontrak 6 bulan, termasuk janji pengampunan hukuman 1.
- Kompensasi Kematian: Keluarga menerima USD 60.000 (Rp900 juta) atau 5 juta rubel jika anggota Wagner tewas.
2. Gaji Tentara Kontrak Rusia (Non-Bayaran)
- Bonus Pendaftaran: Warga Moskow yang mendaftar mendapat 1,9 juta rubel (Rp350 juta) sebagai uang muka.
- Total Gaji Tahunan: Mencapai 5,2 juta rubel (Rp967,7 juta/tahun) untuk kontrak tahun pertama, termasuk tunjangan regional dan federal
- Tunjangan Cedera/Tewas:
- Cedera: Rp92 juta–Rp184 juta tergantung tingkat keparahan.
- Tewas: Keluarga mendapat Rp554 juta.
3. Tentara Bayaran Asing yang Direkrut Rusia
- Suriah: Ditawarkan USD 7.000 (Rp100 juta/bulan) untuk bertempur di garis depan Ukraina, dengan kompensasi kematian USD 50.000 (Rp717 juta)
- Sri Lanka/Nepal: Gaji bulanan sekitar USD 2.300 (Rp35 juta) ditambah bonus pendaftaran Rp31 juta. Namun, banyak yang dipaksa bertugas di garis depan tanpa persetujuan awal 5.
- Negara Miskin Lainnya: Pekerja migran dari Afrika dan Asia Tengah direkrut dengan janji kewarganegaraan atau iming-iming penghasilan tinggi, meski seringkali gaji tidak sesuai kontrak 5.
4. Faktor Pendukung Tingginya Gaji 368
- Tingginya Angka Korban: Rusia kehilangan 87% pasukan darat aktif dalam invasi Ukraina, memicu kebutuhan mendesak akan tambahan personel.
- Hindari Mobilisasi Nasional: Pemerintah menghindari wajib militer massal setelah eksodus warga pada 2022.
- Ekonomi Global: Krisis di negara seperti Suriah dan Sri Lanka membuat warga tertarik pada tawaran finansial besar, meski berisiko tewas.
5. Risiko dan Kontroversi
- Pemaksaan: Migran ilegal dan pelajar asing diancam hukuman penjara atau deportasi jika menolak bergabung
- Kesenjangan Gaji: Tentara lokal Rusia dibayar lebih tinggi daripada rekrutan asing, meski risiko sama
- Kematian Massal: Wagner kehilangan 20.000 personel di Bakhmut (2023), menunjukkan risiko nyata meski gaji tinggi.
Proyeksi 2025
Dengan perang yang berkepanjangan, Rusia diprediksi terus meningkatkan insentif keuangan untuk menarik tentara bayaran, terutama dari negara berkembang. Namun, tekanan ekonomi global dan risiko kematian mungkin mengurangi minat jangka panjang.