Kalau kamu sering nongkrong di TikTok atau scroll-scroll Instagram Reels, pasti pernah ketemu kata “gelay”. Entah itu di caption, di komentar, atau bahkan di lirik remix yang absurd tapi catchy. Tapi, udah tahu belum gelay artinya apa? Jangan-jangan kamu selama ini ikut-ikutan doang, padahal nggak paham maksudnya. Oke, tenang, kita bahas dari A sampai Z. Dijamin setelah ini kamu nggak cuma tahu artinya, tapi juga bisa pamer ilmu di tongkrongan!
Apa Sih Gelay Itu? Bukan Nama Jajanan, Ya!
Langsung ke intinya, gelay artinya adalah perasaan geli, jijik, atau risih yang sering kali nggak bisa dijelaskan pakai logika. Tapi bukan geli karena digelitikin, lho. Ini lebih ke “geli dalam hati”. Misalnya, kamu lihat orang sok romantis sambil nyanyi lagu galau tapi ekspresinya lebay banget. Nah, reaksi kamu? “Ih, gelay.”
Menurut Risa Amelia, M.Ling., pakar bahasa populer, “‘Gelay’ merupakan bentuk evolusi dari kata ‘geli’ yang mengalami pelesetan fonetik dan perluasan makna dalam konteks digital.”
Jadi, ini bukan kata asal-asalan. Dia punya sejarah, punya akar budaya, dan tentu saja… punya gaya.
Dari Mana Asalnya Kata Gelay? Asli Buatan Netizen!
Kata gelay pertama kali mencuat sekitar tahun 2020. Viral karena dipakai oleh seorang selebgram dalam video TikTok. Intonasinya khas banget, sambil meringis dan ngomong, “Ih, aku tuh gelay banget, sumpah.” Netizen langsung jatuh cinta. Satu kata, seribu rasa.
Dan karena internet itu kayak kompor gas, segala sesuatu yang unik pasti langsung meledak. Dari video lucu sampai meme, kata ini jadi bumbu wajib netizen yang pengin tampil nyeleneh dan relatable.
Kenapa Bisa Viral? Karena Emosi Butuh Ekspresi
Kita hidup di zaman di mana semua hal bisa jadi konten. Tapi nggak semua hal bisa dijelaskan pakai kata-kata formal. Nah, di sinilah gelay berjaya. Dia jadi kata penolong saat kita malas mikir, tapi tetap pengin ngungkapin rasa nggak nyaman.
Menurut psikolog sosial Dr. Bambang Hadiwijaya, “Kata-kata viral seperti ‘gelay’ muncul sebagai bentuk penyaluran emosi kolektif dalam budaya digital.”
Jadi, saat kamu bilang “gelay”, itu bukan cuma kata iseng. Itu bentuk protes, sindiran, sekaligus hiburan.
Gelay vs Geli: Satu Huruf, Tapi Maknanya Jauh
Geli Itu Biasa, Gelay Itu Spesial
Coba kamu bandingin:
- Geli: Reaksi fisik. Misalnya, digelitikin kucing atau nonton stand up comedy receh.
- Gelay: Reaksi batin. Lihat gebetan ngirim voice note sok imut, langsung pengin uninstall perasaan.
Geli Itu Umum, Gelay Itu Anak Gaul
Kalau kamu bilang “geli”, semua orang paham. Tapi kalau kamu bilang “gelay”, itu tandanya kamu melek tren dan punya selera digital.
Contoh Gelay dalam Kehidupan Sehari-hari
Situasi 1: Story Teman yang Over Acting
Story: “Aku kuat kok meski ditinggal pas sayang-sayangnya ๐ข.” Kamu: “Gelay deh sumpah.”
Situasi 2: Cowok Alay di DM
DM: “Hai bidadari jatuh dari langit, boleh kenalan nggak? ๐ซ๐” Kamu: “Auto gelay.”
Situasi 3: Konten TikTok Cringe
Video: Couple challenge sambil lip sync lagu dangdut remix. Kamu: scroll sambil ngomel, “GELAAAYYY.”
Geng Kata Gelay: Kumpulan Bahasa Gaul yang Sama Frekuensi
Karena gelay nggak bisa sendirian, dia punya temen-temen sejawat:
- Ilfeel: Ketika harapan nggak sesuai kenyataan.
- Cringe: Rasa malu yang nyampe ke ubun-ubun.
- Mager: Ketika niat tinggal niat, tapi tubuh menolak gerak.
- Receh: Jokes murahan yang entah kenapa tetap bikin ketawa.
Gelay dan Budaya Digital: Nggak Sekadar Tren
Kata gelay punya fungsi penting dalam dunia maya. Dia bukan cuma lucu-lucuan. Tapi juga jadi jembatan komunikasi yang efisien, cepat, dan langsung nyambung. Nggak perlu penjelasan panjang lebar. Satu kata cukup mewakili seluruh mood kamu.
“Bahasa gaul mencerminkan keinginan anak muda untuk menciptakan identitas baru di era digital,” – Prof. Siti Nuraini, Linguistik Budaya UI.
Jadi jangan anggap remeh kata-kata kayak gelay. Mereka punya nilai budaya, bahkan nilai komersial di dunia marketing digital.
Penggunaan Gelay di Sosial Media
TikTok
Filter + ekspresi lebay + lagu remix = “gelay” content generator.
- Caption: “OOTD hari ini, jangan sampe gelay ya guys ๐”
- Komentar: “Asli ini video bikin gelay tapi nggak bisa stop nonton.”
Twitter (X)
Tweet viral: “Cowok pamer motor di reels pake lagu mellow? Gelay alert.”
Haruskah Kamu Ikut Pakai Kata Gelay?
Jawabannya: tergantung. Kalau kamu pengin nyambung dengan tren, paham konteks, dan bisa bedain mana lucu mana ngaco, ya monggo. Tapi kalau asal pakai tanpa ngerti artinya, siap-siap jadi bahan roasting netizen.
Tipsnya gampang:
- Jangan pakai ke orang tua. Mereka bisa salah paham.
- Jangan pakai di wawancara kerja. HRD kamu bisa gelay beneran.
- Pakai di tongkrongan, meme, atau komen konten lucu. Dijamin auto nyambung.
Masa Depan Gelay: Akankah Hilang atau Berevolusi?
Kata viral itu seperti tren fashion. Ada masanya hits, ada masanya turun tahta. Tapi bukan berarti hilang sepenuhnya. Biasanya, mereka berevolusi.
Mungkin tahun depan muncul kata baru: geloy (gelay level boyband), geloh (gelay over horror), atau entah apa. Tapi selama budaya digital masih hidup, kata-kata kayak gelay bakal terus berkembang.
Kesimpulan: Gelay Bukan Sekadar Kata, Tapi Cermin Zaman
Setelah semua pembahasan ini, bisa kita simpulkan bahwa gelay artinya lebih dari sekadar geli. Dia simbol ekspresi masa kini. Refleksi dari dunia yang absurd, lucu, sekaligus dramatis. Satu kata yang bisa mewakili perasaan campur aduk dalam sekali ucap.
Jadi kalau kamu lagi pengin bilang, “Ih, kok dunia begini banget sih?” tapi nggak mau kelamaan mikir… tinggal bilang: “GELAY.”
Udah. Selesai. Nggak perlu drama.
Referensi: https://arroyocp.com/