Siapakah Lo Kheng Hong? Menguak Profil, Strategi Investasi, dan Asal Miliaran Kekayaannya

ENTERTAIMENT52 Views
banner 468x60

Jagopost.co.id, Lo Kheng Hong (LKH) adalah sosok legendaris di pasar saham Indonesia. Dengan pendekatan value investing ala Warren Buffett, ia membangun kekayaan miliaran rupiah dari portofolio saham undervalued. Artikel ini mengupas asal-usul kariernya, detail portofolio yang menghasilkan cuan besar, tiga pilar strateginya—Read, Think, Invest—serta bagaimana ia mengelola likuiditas melalui reksadana pasar uang.

Profil Singkat Lo Kheng Hong

Lo Kheng Hong memulai karier di perbankan sebelum mendedikasikan diri sepenuhnya sebagai investor saham pada 1996 :contentReference[oaicite:0]{index=0}. Lulusan fakultas ekonomi, ia pernah menduduki posisi Kepala Cabang Bank Ekonomi, yang memberinya modal dan wawasan mendalam soal keuangan korporasi :contentReference[oaicite:1]{index=1}. Ia membeli saham pertamanya pada 1989 di PT Gajah Surya Multi Finance Tbk, meski rugi, pengalaman itu menajamkan analisis fundamentalnya.

banner-ppdb

Portofolio “Miliaran” LKH

LKH menanamkan dana besar di saham dengan PBV di bawah 1 dan PER rendah. Beberapa kepemilikan utamanya:
BBRI: ±64,6 juta lembar, investasi ~Rp224 miliar; dividen Rp13 miliar dalam satu periode RUPS
PNLF, RIGS, INDY, INKP: pilihan undervalued yang telah memberikan capital gain signifikan
CFIN: 5,12% saham, ~204 juta lembar, diparkir di reksadana uang untuk likuiditas

Total kekayaan bersihnya diperkirakan di atas Rp2 triliun

Strategi Investasi Lo Kheng Hong

1. Value Investing Ketat

Ia hanya membeli saham “salah harga”—harga pasar jauh di bawah nilai intrinsik—sering disebutnya “beli Mercy harga Avanza”

2. Read, Think, Invest

Read : Telaah laporan keuangan, prospek industri, dan governance perusahaan.
Think : Analisis data untuk menilai margin keamanan (margin of safety).
Invest : Masuk posisi hanya saat harga jauh di bawah valuasi wajar :contentReference[oaicite:7]{index=7}.

3. Likuiditas di Reksadana Pasar Uang

Sambil menunggu momen beli, 15% asetnya disimpan di reksadana pasar uang—memberi return lebih baik ketimbang deposito dan bebas pajak 20% :contentReference[oaicite:8]{index=8}.

Pelajaran bagi Investor Ritel

– Kesabaran: Hindari “kucing dalam karung” tunggu laporan keuangan sebelum membeli.
– Diversifikasi : Padukan dividend investing, value/growth, dan trading jangka pendek.
– Manajemen Risiko: Sisihkan sebagian di instrumen likuid untuk memanfaatkan peluang pasar.

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *